Sobat Bumi Indonesia

Tingkatkan Kepedulian Lingkungan dengan Bedah Film

Departemen Aksi Pengurus Pusat Sobat Bumi Indonesia melaksanakan Sekolah Alam bertajuk “Bedah Film: Pulau Plastik”. Kegiatan berlangsung melalui live Instagram Sobat Bumi Indonesia, Jum’at (26/1).

Diskusi yang dimoderatori Wella Nur Fadillah dari Departemen Aksi ini menghadirkan dua pemantik diskusi. Mereka adalah Koordinator Regional Sobat Bumi Benua Etam, Amelinda Sido K. S. dan Sekretaris Regional Sobat Bumi Kendari, Sitti Khalifah Mellinia.

Mengawali sesi, Amelinda menjelaskan, Film Pulau Plastik ini sangat bagus dalam mengedukasi masyarakat. Film ini menunjukkan, dampak dari sampah plastik yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainya.

“Dengan menonton film Pulau Plastik, kita bisa belajar langkah awal untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan pemberantasan sampah plastik,” ujar Amel.

Di kesempatan yang sama, Melli mengatakan, masalah plastik menurut orang awam mungkin hanya merusak estetik sebuah tempat. Padahal sampah plastik juga mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lain, seperti contoh yang ditayangkan pada film.

“Ada seekor penyu yang hidungnya kemasukan sampah hingga berdarah. Itu baru satu yang terlihat, masih ada penyu-penyu dan hewan lain yang terkena dampak plastik,” jelas Sitti.

Gadis berkerudung itu menambahkan, plastik tidak benar-benar bisa terurai. Terbukti bahwa plastik yang sudah dihancurkan selama bertahun-tahun belum bisa terurai dengan sempurna. “Kenyataan terburuknya, mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia yang tentu akan mengganggu kesehatan kita,” ujar Sitti.

Selanjutnya, Amelinda menegaskan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan menggunakan tumblr minum yang dibawa sendiri dari rumah, menggunakan paperbag atau totebag menjadi kantong belanjaan sehingga tidak menggunakan plastik sekali pakai lagi.

“Kita memulai dari diri kita. Lalu, perlu juga untuk memberikan edukasi sejak dini kepada anak sekolah dan masyarakat disekitar, sehingga kita bisa bersama-sama mengurangi penggunaan sampah plastik.,” himbau Amel.

Disinggung terkait kutipan favorit dari film, Amelinda mencatat ungkapan Gede Robi pada pembukaan film Pulau Plastik.

“Kami di Bali percaya dengan hukum karma pala, apa yang kita perbuat itulah hasil yang kita terima,” sebutnya.

Di akhir sesi, Wella menggarisbawahi prediksi jumlah sampah plastik di 2050 yang disebutkan dalam film. “Plastik akan lebih banyak dari jumlah ikan di lautan, sehingga kita bisa memulai mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang,” tutupnya.

Wella Nur Fadillah

Leave a Comment