Sobat Bumi Indonesia

Reboisasi sebagai Upaya Penyelamatan Lingkungan

Dewasa ini kerusakan lingkungan menjadi isu yang ramai diperbincangkan oleh banyak kalangan di berbagai forum baik nasional maupun internasional. Meningkatnya pemanasan global dan  rusaknya habitat alam mengindikasikan terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang signifikan. Hal tersebut menjadi topik penting untuk diselesaikan bersama.

Saat ini banyak orang mengeluhkan suhu bumi yang panas. Suhu rata-rata bumi berkisar dari 26℃ – 32℃. Dikutip dari Global Warning: A very Short Introduction (2004), panas bumi berasal dari pancaran atau radiasi matahari. Sebagian panas ini ditahan di bumi oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Hal ini dipicu oleh aktivitas manusia sendiri yang menghasilkan gas berbahaya bagi atmosfer bumi. Banyak aktivitas manusia yang menciptakan gas karbon dioksida, seperti kegiatan penggunaan bahan bakar kayu (biomass), batu bara, minyak bumi, gas alam oleh kendaraan bermotor, limbah rumah tangga serta pembakaran hutan. Asap kendaraan bermotor menghasilkan gas karbon monoksida (CO) hasil penggunaan minyak bumi yang sangat berbahaya bagi atmosfer bumi. Sedangkan aktivitas industri dan kebakaran hutan memproduksi gas karbon dioksida (CO2) yang sangat besar. Pada umumnya, gas karbon dioksida bisa terurai menjadi oksigen (O2) oleh pepohonan dalam proses foto sintesis. Namun, ketika kadarnya berlebihan sehingga karbon dioksida yang tidak terurai akan menguap ke atmosfer sehingga memerangkap panas bumi. Ketidaksesuaian antara volume gas berbahaya dengan ketersediaan pohon sebagai pengurai ini terus mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.

Hutan merupakan pengurai karbon dioksida dan penyuplai oksigen terbesar. Dilihat dari fungsinya, hutan berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup dan upaya penyelamatan lingkungan. Namun, fakta mirisnya hutan telah mengalami degradasi fungsi karena maraknya kebakaran hutan, aktivitas penggundulan hutan, dan penggunaan alih fungsi lahan. Dalam kehidupan sehari-hari kerap kita jumpai masyarakat yang membakar hutan untuk dialihfungsikan sebagai lahan atau pun untuk dijadikan daerah pembangunan. Penebangan pohon secara terus menerus beriringan dengan  penurunan kualitas udara, dan lingkungan. Disisi lain, sebagai makhluk hidup tentu membutuhkan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman untuk melangsungkan kehidupan. Dari permasalahan tersebut, menemukan solusi adalah sebuah keharusan yang disertai dengan aksi-aksi nyata.

Reboisasi adalah upaya yang tepat untuk melakukan penghijauan kembali. Reboisasi juga merupakan langkah positif dalam upaya penyelamatkan hutan. Dengan menanam kembali pohon yang yang ditebang, reboisasi membantu mengembalikan ekosistem yang rusak dan mengurangi dampak deforestasi. Reboisasi menjadi pilihan tepat untuk mengatasi minimnya pepohonan hijau. Keberhasilan reboisasi bergantung pada perencanaan yang matang, pemilihan spesies yang sesuai, dan perawatan yang baik agar pohon dapat tumbuh dengan kuat. Penanaman pohon secara massif diharapkan dapat membantu mengurai gas berbahaya di atmosfer. Langkah ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi keanekaragaman hayati, menjaga siklus air, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Upaya penyelamatan lingkungan merupakan tugas semua lapisan masyarakat, baik itu lembaga pemerintah, komunitas sosial dan lain sebagainya. Semua bertanggung jawab terhadap lingkungan dan wajib merawat lingkungan sesuai tugas dan kapasitas masing-masing. Dalam upaya penyelamatan lingkungan, lembaga pemerintah perlu mengerlukan kebijakan, melaksankan edukasi dan sosialisasi cinta lingkungan. Edukasi dan melibatkan masyarakat lokal dalam proses ini dapat memperkuat kesadaran lingkungan dan memastikan keberlanjutan upaya penyelamatan lingkungan.

Ligardis Adika Nensi – Politeknik Negeri Kupang

Maria Yonita R. Kui – Politeknik Negeri Kupang

Sobat Bumi Regional Kupang

                                                                               

Leave a Comment