Indonesia merupakan salah satu negara dengan kawasan mangrove terbesar di dunia. Berdasarkan data Pusjakstra KLHK tahun 2022, luas kawasan mangrove di Indonesia sekitar 3.364.080 Ha atau sekitar 20% dari total luas kawasan mangrove di dunia. Ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat penting bagi lingkungan hidup dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Mangrove menyediakan bahan baku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti hasil hutan bukan kayu, sumber pangan, hasil ikan, dan sebagainya. Mangrove juga dapat tumbuh dekat dengan tempat wisata seperti terumbu karang dan pantai berpasir yang dapat memberikan pengetahuan dan kesempatan untuk melihat satwa liar. Selain itu, ekosistem mangrove juga berperan sebagai benteng untuk melindungi pantai dari abrasi, gelombang kuat, badai, dan naiknya permukaan laut. Yang tidak kalah penting, ekosistem mangrove merupakan habitat penting tempat berkembang biak ikan dan satwa lainnya.

Namun, dewasa ini ancaman akan kerusakan ekosistem mangrove di Indonesia cukup besar. Menurut kepala Pusjakstra KLHK, terdapat beberapa isu utama permasalahan ekosistem mangrove di Indonesia. Isu-isu tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
- Konversi lahan
Konversi lahan mangrove yang terbesar adalah pertambakan. Dibeberapa wilayah di Indonesia, masyarakat mengubah kawasan mangrove menjadi tambak yang lebih menghasilkan dari segi ekonomi. Namun, hal tersebut justru dapat mengancam ekosistem mangrove dan dapat memperparah abrasi pantai.
2. Pencemaran limbah domestik dan limbah berbahaya lainnya
Sampah plastik dan sampah rumah tangga lainnya, selain dapat merusak pemandangan pantai juga dapat merusak pelestarian mangrove.
3. Eksploitasi berlebihan
Eksploitasi mangrove terjadi karena ingin memanfaatkan kayunya untuk dijual maupun dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Eksploitasi berlebihan ini akan menghambat pelestarian ekosistem mangrove, sebab memerlukan waktu yang lama untuk rehabilitasinya.
4. Permasalahan rehabilitasi mangrove
Program rehabilitasi mangrove bisa dikatakan gampang-gampang susah. Terdapat beberapa kendala teknis, seperti ketersediaan bibit, pemilihan jenis mangrove, penyakit, serta hantaman ombak. Oleh karena itu, untuk mendukung program rehabilitasi mangrove nasional diperlukan aksi kolaborasi multipihak, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah.
Mangrove sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama wilayah disekitar Pantai. Untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan seluruh warga masyarakat untuk urut andil dalam upaya penyelamatan dan pelestarian mangrove. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian mangrove adalah sebagai berikut:
- Mengadakan bibit mangrove
Salah satu upaya untuk melestarikan mangrove adalah mengadakan penanaman bibit mangrove. Saat ini kebanyakan bibit yang ditanam di hutan mangrove langsung diambil dari alam atau mengandalkan pohon induk mangrove. Jika terus mengandalkan bibit dari alam, nantinya bibit tersebut akan langka, sehingga pengadaan dan penanaman bibit mangrove akan sangat membantu untuk melestarikan hutan mangrove.
2. Memperhatikan kesehatan bibit
Bibit merupakan salah satu upaya pelestarian hutan mangrove yang terpenting karena tanpa adanya bibit kelestarian hutan mangrove tidak akan bertahan lama. Tidak semua bibit memiliki kualitas yang bagus, untuk melihat seberapa bagus kualitas bibit mangrove dapat dilihat dari batang, cabang, daun, dan akarnya. Bibit yang sehat tidak mengalami kecacatan atau terkena hama tanaman.
3. Reboisasi
Setelah bibit diseleksi maupun diperiksa bisa dilakukan upaya reboisasi atau penanaman kembali hutan bakau yang telah rusak. Masyarakat pun harus terlibat dengan upaya reboisasi ini sebab yang akan mendapatkan manfaat dari reboisasi hutan mangrove adalah masyarakat tersebut.
4. Pengaturan tata ruang
Cara untuk menyelamatkan hutan bakau selanjutnya adalah dengan mengatur kembali atau menata pesisir pantai, wilayah pemukiman penduduk, dan vegetasi. Nantinya jika sudah bisa dilakukan penataan ruang justru hutan mangrove tersebut bisa dijadikan sebagai wisata pantai. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawan ekowisata adalah dengan menanam pohon bakau di pesisir pantai. Semakin banyak wisatawan yang datang maka semakin banyak pohon bakau yang bisa ditanam. Hal tersebut selain dapat membantu pelestarian mangrove juga dapat sebagai potensi ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Erdina Khairunnisa
(Undip-Sobat Bumi Semarang)